1. Punjak Jaya Wijaya atau Carstensz Pyramid – Papua
Puncak Jaya Wijaya atau dikenal juga dengan gunung Carstensz Pyramid adalah titik tertinggi tertinggi Indonesia yang berada di provinsi papua. Puncak Jaya Wijaya masuk pegunungan Barisan Sudirman yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl dengan dikelilingi gletser bernama gletser Carstensz. Gletser tersebut adalah gletser tropika satu-satunya yang dimiliki Indonesia karena jumlah gletser yang lain mulai menipis akibat pemanasan global yang semakin parah.
Selain masuk dala daftar 10 gunung tertinggi di Indonesia, puncak jaya waija juga masuk 7 puncak tertinggi di dunia. Puncak ini menjadi tertinggi di Indonesia tepatnya kawasan Oseania. Puncak ini pada tahun 1963 pernah berganti nama menjadi Puncak Soekarno, sampai akhirnya bernama Pucak Jaya. Nama itulah yang akhirnya masih populer hingga saat ini dilangan para pendaki gunung selain nama Piramida Carstensz.
Puncaknya yang tertutup sedikit salju dan jalur pendakian bisa jadi rekomendasi Grameds untuk menantang menaklukannya. Di beberapa kalangan pendaki puncak ini terkenal dengan pegungan yang mematikan. Jadi Grameds butuh persiapan ekstra untuk menaklukan puncak ini, bahkan tidak diperuntunkan bagi pendaki pemula.
2. Puncak Mandala – Papua
Puncak Mandalah adalah gunung tertinggi Indonesia setelah puncak jaya yang terletak di salah satu pegunungan provinsi Papua pada ketinggian 4.760 mdpl. Pada masa penjajahan Belanda, puncak ni disebut Julianantop atau Puncak Juliana yang menambil dari nama ratu kerajaan Belanda. Puncak ini membentuk barisan dari bagian pegunungan Bintang yang terbentangsampai lokasi terdekat dengan perbatasan negara Papua Nugini.
Puncak Mandala masih diselimuti gletser salju karena masih erada di deretan pegungan Jaya Wijaya meskipun saat ini volumenya sudah mulai berkuran karena faktor pemanasan global. Jalur pendakian untuk sampai ke puncak ini cukup terjal dan berbahaya. Hal tersebut sudah diakui oleh para pendaki profesional, baik pendaki dalam negeri maupun pendaki dari luar negeri.
Jadi jika Grameds berniat untuk mendaki puncak Mandala perlu persiapan khusus seperti logistik, peralatan, izin dan memahami ruti pendakian dengan baik. Demi keselamatan nyawa untuk menaklukan puncak ini, Grameds harus memiliki fisik yang baik dan persiapan yang matang. Sebaikanya untuk pendaki pemula tidak coba-coba menaklukan puncak Mandala karena beresiko besar.
3. Puncak Trikora – Papua
Selain puncak jaya atau gunung Carstensz dan puncak Mandala, ada satu lagi puncak tertinggi di pegununga Jayawijaya provinsi Papua yang masuk 10 gunung tertinggi di Inodnesia, yakni puncak Trikora. Puncak ini berada pada ketinggian 4.750 mdpl yang dianggap oleh sebagain pendaki memiliki jalur endakian yang lebih sulit dibandingkan Carstensz. Untuk sampai ke puncak ini, pendaki akan melewati jalur pendakian yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Lorents yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO atau melalui jalur Wamena.
Bahkan pendaki harus melewati rawa-rawa sedalam lumpur sampai di camp Rock Shelter di ketinggian 3.800 mdpl yang berbentuk himpitan batu khas pegunungan Jayawijaya. Jika Grameds tertang ingin menaklukan puncak ini maka butuh keahlian dan persiapn khusus. Puncak tertinggi urutan ketiga ini memiliki jalur yang kurang jelas yang menyebabkan banyak pendaki yang gagal sampai ke puncak.
Selain itu banyak pula jalur pendakian yang sulit ditaklukan, alias pendakinya harus menggunakan teknik tertentu untuk melaluinya, yakni teknik Treverse yang bergerak menyamping melalui tebing terjal. Nah itulah yang membuat jalur pendakian puncak Trikora sulit dan berbahaya, bahkan pendaki harus menyusuri jalur yang curam sepanjang 6 km.
4. Gunung Kerinci – Jambi, Sumatra Barat
Gunung Kerinci adalah salah satu gunung yang populer di Indonesia yang terletak di perbatasan antara Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi yang masuk dalam pengunungan Bukit Barisan. Gunung Rinjani berada pada ketinggian 3.805 mdpl yang menjadi puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung ini menjadi pembatas etnis Minagkabau dengan suku Kerinci di hutan lebat Taman Nasional Kerinci yang menjadi habitat Harimau Sumatera dan Badak Sumatera.
Jika Grameds mendaki gunung Kerinci maka akan disuguhi pemandangan mempesona dari alam yang terbentang menampilkan kota Jambi, Padang, dan Bengkulu dari kejauhan. Gunung ini memiliki kawasan seluas 400 x 120 meter yang dikelilingi oleh 15 danau dan kekayaan flora dan faunannya yang menakjubkan. Bentuknya yang kerucut dengan lebar 13 km dan panjang 25 kmtampil gagah menantang para pendaki untuk menaklukannya.
Jalur pendakian gunung kerinci dimuali dari pintu Rimba yang berada di batas ladang dan hutan heterogen. Untuk sampai ke puncak gunung Kerinci, pendaki harus melewati pos akhir bermana Tugu Yudha dengan kondisi jalur pendakian yang beragam, mulai dari medan yang landai sampai bekas aliran air yang sulit dilalui jika turun huja. Jadi jika Grameds ingin memutuskan mendaki gunung ini perlu persiapan matang karena harus melewati perjalanan yang panjang untus sampai ke puncak gunung Kerinci.
5. Gunung Rinjani – NTB
Gunung Rinjani adalah gunung berapi yang berada pada ketinggian 3. 726 mdpl di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) . Pendaki yang menaklukan gunung ini akan disuguhkan pemandangan menakjubkan dari pulau Lombok bagian utara. Topografi unik dari Gunung Kerinci adalah terdapat kaldera seluas 3.500 x 4.800 m yang memiliki segara anak (campuran laut dan danau) di tengahnya seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m.
Puncak gunung Rinjani menjadi fovorit para pendaki yang merupakan objek wisata andalan Taman Nasional Gunung Rinjani. Selain masuk 10 gunung tertinggi di Indonesia, gunung Rinjani juga merupakan gunung vulkanik ke 2 tertinggi di Indonesia yang sangat Indah. Jadi wajar saja jika gunung Rinjani jadi gunung incaran pendaki pecinta alam untuk menikmati segala keindahan Lombok dan sekitarnya.
Jika Grameds tertarik mendaki gunung Rinjani perlu persiapan perlengkapan dan pemahaman rute pendakian. Ada empat jalur pendakian yang bisa dilalui pendaki untuk menuju puncak gunung Rinjani, yakni jalur Timbanuh (Lombok Timur), Sembalun (Lombok Timur), Jalur Aik Berik (Lombok tengah), dan Jalur Senaru (Lombok Utara).
6. Gunung Semeru – Jawa Timur
Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi Indonesia yang tertinggi di Pulau jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl yang terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Kawasan gunung Semeru memiliki kawah bernama Jonggring Saloko yang memiliki gas beracun di puncaknya. Kaula muda atau pendaki Semeru mungkin tidak asing dengan kisah aktivis Indonesia yang meninggal di gunung ini karena menghirup gas beracun di gunung Semeru bernama Soe Hok Gie.
Gunung Semeru dikelilingi oleh 4 kawasan hutan yang menakjubkan, yakni Dipterokarp Bukit, Dipterokarp Atas, Montane, dan Ericaceoous atau hutan gunung. Jika Grameds mendaki Gunung ini akan banyak menemukan flora unik khas Semeru yang beragam, seperti pohon akasia, cemara, pinus, edelwis putih, dan anggerk endemik. Selain flora, Grameds juga bisa saja bertemu fauna seperti macam kumbang, kijang, luwak, kancil, dan budeng di Semeru. Bahkan di Ranu Kumbolo masih hidup liar belibis yang bisa saja ditemui pendaki.
Gunung Semeru memiliki type iklim B atau schmindt dan ferguson dengan curah hujan 927 mm sampai 5.498 per tahun. Jadi sbelum mendaki gunung ini Grameds harus menyiapkan perlengkapan khusus untuk menaklukan gunung Semeru, mulai dari domestik dan alat pendakian.
7. Gunung Sanggar – NTB
Gunung Sanggar adalah salah satu gunung tertinggi di Indonesia yang belum banyak dikenal orang, padahal gunung memiliki pesona yang tidak kalah dengan gunung lainnya. Letak gunung sanggar masih berada di kawasan yang sama dengan gunung Rinjani yang berada pada ketinggian 3.492 mdpl dan masuk dalam daftar 10 gunung tertinggi di Indonesia. Meskipun tidak sepopuler gunung Rinjani, tetapi gunung sanggar juga menyuguhkan pesona yang tidak kalah menakjubkan. Jadi gunung Sanggar bisa jadi list gunung yang bisa Grameds dikunjungi.
8. Gunung Rantemario – Sulawesi Selatan
Gunung Rantemareo adalah gunung di Sulawesi Selatan tepatnya terletak di pegunungan Latimojong di barat Sulawesi sebelah selatan wilayah Tana Toraja. Gunung ini memiliki puncak yang datar, itulah sebabnya diberi nama rante mario yang berarti tenang dan datar. Hal ini pula yang membedakan gunung rantemario dengan gunung lainnya dan bukan merupakan gunung berapi. Gunung ini berada tidak jauh dari jalan Makasar yang merupakan jalur ramai bagi pendaki, hanya saja jalur pendakian untuk sampai ke puncak lah yang lumayan sulit.
Jika Grameds tertarik mendaki gunung Rantemario bisa melewati 8 post di pendakian yang disetiap tempatnya memiliki tanda dan area terbuka untuk memasang tenda peristirahatan. Untuk menempun ke masing-masing post pendaki bisa menghabiskan kurang lebih 30 hingga 60 menit. Jadi untuk sampai ke puncak, yakni ost 8 pendaki membutuhkan waktu kurang lebih 7 hingga 8 jam.Post yang menjadi jalur tersulit di gunung Rantemario adalah post 2 dan post 3 dengan jalur yang licin dan berbahaya saat kondisi hujan atau basah.
Pesona dari post gunung Rantemario akan sangat Indah terutama saat matahari terbit karena pemandangan yang terlihat jelas dan menjadi kesempatan yang tepat untuk menikmati alam. Karena jika Grameds terlambat sampai ke puncak setelah matahari terbit makan awan sudah mulai muncul dari hutan hujan dan menutupi pemandangan dari atas puncak. Jadi untuk mendapatkan view terbaik, setidaknya Grameds sudah sampai di post 7 sebelum matahari terbit dan bisa berkemah di sana sambil menunggu matahari terbit.
9. Gunung Rantekambola – Sulawesi Selatan
Gunung Rantekombola yang juga populer dengan nama Bulu Rantekombola terletak di Sulawesi selatan dengan ketinggian 3.455 mdpl. Gunung ini menjadi titik tertinggi di Sulawesi bersama gunung Rantemrario yang juga sekaligus masuk dalam daftar 10 gunung tertinggdi di Indonesia. Para pendaki yang berhasil menaklukan gunung ini akan disuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan dan merasa seperti di negeri di atas awan. Pendaki akan melihat hamparan awan yang sangat luas yang seolah-olah berada jauh di bawahnya.
Jadi tak heran jika banyak pendaki yang terpesona dengan gunung tertinggi di Indonesia ini. Jika Grameds tertarik mendaki gunung ini maka perlu menempuh 5 sampai 7 hari untuk sampai di puncak gunung Rantekambola yang ditandai dengan tumpukan bebatuan dari pendaki sebelumnya. Grameds bisa menggunakan jalur pendakian BAraka yang bisa dicapai dari arah Makasar atau Tana Toraja menggunakan bis di Cakke.
Grameds perlu mempersiapkan segala kebutuhan pendakian ke gunung ini karena akan melakukan perjalanan panjang. Selain itu hampir seperdua jalur pendakian di gunung Rantekambola adalah alam medan terbuka dan dirapati oleh Vegetasi tumbuhan kerdil dan jalur bebatauan yang terjal. Bahkan pendaki juga harus berhadapan dengan cuaca yang sangat dingin di sana.
Baca juga : Rekomendasi Tas Gunung
10. Gunung Slamet
Gunung Slamet adalah gunung berapai dengan puncaknya yang berbentuk kerucut dan terletak di Jawa Tengah pada ketinggian 3.428. Gunung yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia apalagi para pendaki gunung.
Gunung Slamet tepatnya berada di 5 kabupaten di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Pemalang, Tegal, Purbalingga, Banyumas, dan Brebes. Gunung ini memeliki kawah yang masih aktif sampai sekarang bernama Kawah IV Slamet.
Kawasan gunung Slamet dikellingi oleh hutan Montana, Hutan Dipterokarp Ata, Hutan Dipterokrap Bukit, dan Hutan Gunung atau Ericaceous. Sebagai gunung tertinggi ke 2 di Jawa setelah Gunung Semeru, gunung Slamet memiliki banyak mitos ddan legenda di masyarakat sekitarnnya.
Bahkan masyarakat percaya jika gunung Slamet ini meletus hebat maka pulau Jawa bisa terbelah menjadi dua. Itulah sebabnya masyarakat menamainya dengan sebutan “slamet” yang artinya aman agar gunung tersebut senantiasa memberikan rasa aman dan keslamatan.
Jika Grameds ingin mendaki gunung Slamet maka bisa menggunakan jalur pendakian dari Blambangan, Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Jalur ini adalah yang paling populer selain melewati jalur dari Baturaden dan Gunungsari Pemalang. Meskipun sudah banyak pendaki yang menaklukan gunung ini, bukan berarti gunung ini mudah untuk dilalui.
Grameds tetap perlu persiapan pendakian yang matang karena jalur pendakian yang cukup lumayan sulit dan sumber air yang tidak mudah ditemukan pula. Jadi bawalah kebutuhan air dan domestik yang cukup untuk mendaki gunung Slamet.
0 komentar