Verifikasi dan Kalibrasi AAS
Pendahuluan
Analisis yang menggunakan AAS dikelompokkan kedalam metode analisis instrumental karena metode ini memerlukan sebuah instrument –> sebelum digunakan, kondisi instrument ini harus dioptimalkan terlebih dahulu.
Metode AAS termasuk dalam kategori metode komparatif –> skala absorbans dari AAS tersebut harus dikalibrasi dengan suatu deret standar yang diketahui konsentrasinya dengan akurat (atau menggunakan CRM – Certified Reference Materials).
Verifikasi AAS
1) Penentuan kepekaan (sensitivitas)
- Kepekaan adalah konsentrasi analit minimum yang memberikan %T = 1% atau nilai A = 0,0044
Formula S = 0,0044 C1 / A1
Alat dikatakan memiliki kepekaan yang baik bila S < 1,25 x nilai S dari spesifikasi pabrik. Semakin besar nilai S maka alat semakin kuran sensitive.
- Kepekaan adalah respon alat per-unit konsentrasi
Dapat dilihat dari slope kurva kalibrasi
Formula
S = a = (A1 – b)/C1 , bila persamaan kurva kalibrasi A1 = C1 + b
S = A1/C1 , bila kurva kalibrasi melewati titik nol
- Pengukuran kepekaan AAS
– Pilih larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2– Optimalkan kondisi AAS dengan larutan ini
– Ukur absorban larutan kalibrasi, minimal 3 kali (gunakan larutan pembanding untuk set “zero”
– Ukur absorban larutan kalibrasi, minimal 3 kali (gunakan larutan pembanding untuk set “zero”
setiap kali larutan kalibrasi akan diukur). Absorban rata-rata dinyatakan sebagai A1.
– Tentukan kepekaan alat sesuai formula yang telah disebutkan.
– Tentukan kepekaan alat sesuai formula yang telah disebutkan.
2) Presisi (repeatibilitas)
- Pilih larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2
- Ukur absorban larutan kalibrasi, minimal 6 kali (gunakan larutan pembanding untuk set “zero” setiap kali larutan kalibrasi akan diukur)
- Absorban rata-rata dinyatakan sebagai A1.
- Hitung nilai RSD
- Alat dikatakan memiliki presisi yang baik bila RSD ≤ 1% dari A rata-rata. Semakin besar nilai RSD maka alat semakin kurang bagus presisinya.
3) Batas daerah kerja (linieritas)
- Buat deret larutan kalibrasi dari konsentrasi rendah hingga konsentrasi yang cukup tinggi (sebagai acuan dapat dilihat rentang konsentrasi yang tercantum pada manual alat).
- Optimalkan kondisi AAS dengan salah satu larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2
- Ukur absorban semua larutan kalibrasi, minimal 3 kali (gunakan larutan pembanding untuk set “zero” setiap kali larutan kalibrasi akan diukur)
- Hitung absorban rata-rata untuk setiap larutan kalibrasi
- Buat kurva kalibrasi, kemudian tentukan batas kurva yang linier dimana nilai koefisien korelasi (r) mendekati 1
4) Batas/limit deteksi
- Siapkan sebuah larutan blanko
- Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan sebagai Ab.
- Hitung nilai SD (dinyatakan/diubah menjadi dalam unit konsentrasi)
- Hitung nilai IDL (Instrument Detection Limit). Formula IDL= Cb + 3 SD
- Apabila SD tidak diperoleh karena Ab = 0,lakukan prosedur berikut :
– siapkan sebuah blanko yang di”spiking” dengan konsentrasi minimum analit (konsentrasi analit
yang paling rendah, tetapi masih terukur absorban-nya)
– Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan sebagai Ab.
– Hitung nilai SD (dinyatakan/diubah menjadi dalam unit konsentrasi)
– Hitung nilai IDL (Instrument Detection Limit).
Formula IDL = Cb + 3 SD
IDL = 0 + 3 SD
IDL = 3 SD
Kalibrasi AAS
1) Cara biasa
Kurva kalibrasi dengan cara biasa ada 2 jenis yaitu :
- Konsentrasi mencakup seluruh daerah kerja (working range)
- Konsentrasi larutan kalibrasi mencakup sebagian daerah kerja (hanya yang linier)
Prosedur : sama dengan pekerjaan penentuan batas daerah kerja
Catatan : jangan sampai terjadi perbedaan absorban yang > 0,01 unit antara 2 hasil pengukuran, Bila ini terjadi, berarti presisi menurun.
2) Cara adisi standar
- Sediakan 5 buah labu takar yang sama ukurannya
- Pipet X mL larutan contoh yang akan diukur ke dalam labu takar no 1 – 4
- Pipet X mL air ke dalam labu takar no. 5
- Pipet X mL larutan standar analit Z yang :
- 0 ppm Z ke dalam labu takar no. 1 dan 5
- a ppm Z ke dalam labu takar no. 2
- 2a ppm Z ke dalam labu takar no. 3
- 3a ppm Z ke dalam labu takar no. 4
- Tambahkan asam bila perlu (biasanya HNO3, atau lainnya), tambahkan air hingga tanda batas
- Homogenkan larutan dengan baik, ukur absorban dengan AAS
- Buat grafik standar adisi, kemudian tentukan Cz konsentrasi analit Z
Catatan : labu takar no. 5 digunakan untuk set “zero” setiapkali larutan kalibrasi akan diukur.
0 komentar